Fakta Tentang Kanker Serviks

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker paling umum kedua di seluruh dunia yang biasa diderita wanita diatas umur 15 tahun. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks. Di Asia Pasifik, setiap 4 menit seorang wanita meninggal karena kanker ini. Perempuan yang aktif secara seksual memiliki risiko terinfeksi kanker serviks atau tahap awal penyakit ini tanpa memandang usia atau gaya hidup.

Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada wanita kedua terbanyak diderita di Asia, dan lebih dari setengah wanita Asia yang menderita kanker serviks meninggal atau kurang lebih sama dengan 226.000 yang didiagnosa terkena kanker serviks dan sebanyak 143.000 penyebab kematian.

Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker nomor satu yang umum diderita wanita Indonesia. Pada 2001, kasus baru kanker serviks sejumlah 2429 dari total kasus kanker, sehingga merupakan peringkat satu yaitu 25,91% dari keseluruhan kanker.

Kanker serviks merupakan kanker yang dapat mempengaruhi wanita dengan latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia, dimulai dengan leher rahim – bagian dari uterus (atau rahim) dan kemudian mencapai vagina – dan secara bertahap akan menyebar jika tidak diberikan pengobatan.

Kanker serviks seringkali menjangkiti dan dapat membunuh wanita di usia yang produktif (usia 30-50 tahun), seringkali pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Bagaimana mendeteksi kanker serviks?

Papsmears atau IVA dapat mendeteksi awal kanker serviks dimana perubahan sel dapat diidentifikasi di leher rahim. Pada umumnya, tidak akan terlihat gejala pada stadium awal dari kanker serviks. Risiko berkembangnya kanker serviks pada wanita yang tidak melakukan screening secara teratur adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan yang teratur. Deteksi dini penting dilakukan karena dapat membantu mendeteksi perkembangan kanker serviks, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.

Apakah penyebab kanker serviks?

Ada 100 tipe HPV yang teridentifikasi dan kebanyakan tidak berbahaya serta tidak menunjukkan gejala. Sebanyak 40 tipe HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sasarannya adalah alat kelamin dan digolongkan menjadi dua golongan yaitu tipe HPV penyebab kanker dan HPV berisiko rendah. Terdapat 15 jenis tipe yang menyebabkan kanker yang dapat mengarah kepada kanker serviks; HPV 16 dan 18, menyebabkan lebih dari 70 % kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia. HPV tipe 16, 18, 45 dan 31 merupakan penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks di Asia Pasifik.

Penting diketahui bahwa setiap wanita berisiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka, tanpa memandang usia dan gaya hidup. HPV sendiri sebenarnya merupakan virus yang umum, yang mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Kondom dapat mengurangi risiko penyebaran HPV, tetapi tidak dapat sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi HPV. Yang wajib diingat adalah baik wanita muda maupun dewasa berisiko terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi atau infeksi berulang yang disebabkan oleh HPV penyebab kanker.

Diperkirakan 50% - 80% wanita mendapatkan infeksi HPV melaui kontak kelamin dalam hidup mereka, dan sampai dengan 50% infeksi tersebut berpotensi menyebabkan kanker. Risiko terkena kankert serviks dimulai dari kontak seksual pertama kali.

Kebanyakan infeksi HPV dapat hilang dengan sendirinya, akan tetapi kebanyakan menetap. Tidak seperti virus lainnya, jika seorang wanita terinfeksi virus HPV, bukan berarti wanita tersebut akan memiliki kekebalan terhadap virus ini. Jika seorang wanita telah terpapar HPV, dia tetap berisiko untuk mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda, dan tetap berisiko terkena kanker serviks.

Pencegahan dengan vaksinasi HPV

Vaksin yang menargetkan HPV tipe 16 dan 18 ini berpotensi untuk mencegah lebih dari 70% kanker serviks. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum membentuk infeksi. Di masa yang akan datang, vaksinasi bersama deteksi dini dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks dibandingkan hanya dengan deteksi dini saja. Dan yang utama dapat mengurangi jumlah deteksi dini yang tidak normal yang memerlukan tindak lanjut.
 
sumber : http://www.citramedika.com