BAHAYA, KANKER SERVIKS MENGINTAI

Oleh : Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim   
Kamis, 16 April 2009
Kaum perempuan selain rentan terkena penyakit kanker payudara, juga rentan terhadap kanker pada daerah kandungan, salah satunya adalah kanker serviks atau kanker mulut rahim. Setiap hari sedikitnya ada 8 hingga 10 kasus baru kanker mulut rahim di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Setiap tahun rata rata ditemukan kasus baru kanker mulut rahim sebanyak 300-350 orang. Ironisnya, sekitar 60-80% penderita yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut. (Hen)


Divisi Onkologi Rumah Sakit Umum Daerah RSU Dr Soetomo.Dr Brahmana Askandar, SpOG (K), mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kanker serviks ditemukan pada usia muda. Artinya, perempuan produktif pun juga tidak luput dari ancaman kanker serviks.
Dokter spesialis kandungan ini menjelaskan, terlambatnya deteksi kanker terjadi karena pengetahuan masyarakat mengenai kanker mulut rahim masih terbatas ditambah kurangnya kesadaran untuk periksa ke dokter. Apalagi, pada permulaan, gejala kanker mulut rahim memang sulit diketahui karena tidak ada keluhan.
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi. “Jika mendapatkan tanda-tanda tersebut, anda sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter,” ujarnya.
Menurutnya, adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun baru saja melakukan Pap smear test. Meskipun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.
Ia menjelaskan, biasanya pasien mulai datang ke dokter saat mereka mulai merasakan gejala seperti perdarahan setelah berhubungan sexsual, perdarahan di luar masa haid, jumlah darah haid yang tidak normal, keputihan yang bercampur darah atau nanah, atau perdarahan pada masa menopouse maka patut diwaspadai sebagai gejala kanker mulut rahim. ”Sebetulnya, kalau lebih dini diketahui gejala pra kanker, akan lebih mudah disembuhkan,” ujarnya.
Untuk tingkat penyembuhan, pada stadium I kemungkinan bisa disembuhkan 90%, stadium II kemungkinan bisa disembuhkan sekitar 70%. Pada stadium III kemungkinan untuk disembuhkan 30 %, sedangkan, penderita kanker mulut rahim dengan stadium IV untuk bisa disembuhkan hanya 10%. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Untuk itu kini sudah saatnya pemerintah memikirkan untuk menyediakan layanan pemeriksaan dini gejala kanker dengan papsmear secara gratis.
Saat ini, pemeriksaan dengan papsmear membutuhkan biaya sekitar Rp 50.000 – Rp 250.000. Diharapkan melalui layanan program Jamkesmas, pemeriksaan dengan papsmear bisa dilakukan, sehingga masyarakat miskin di daerah juga bisa melakukan deteksi dini kanker serviks.
Mengenai penyebabnya dr Brahmana menjelaskan, karena adanya infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) serta adanya smegma atau kotoran pada alat kelamin pria yang belum dikhitan. Sedangkan, sekitar 80% hingga 90% munculnya kanker mulut rahim itu melalui hubungan seksual atau kontak seksual.
Dari kasus yang ada, sebagian besar penderita adalah wanita yang sudah berkeluarga. “Bila kanker serviks di derita oleh wanita muda yang belum menikah, itu terkait dengan perubahan perilaku seksual dan gaya hidup free seks,” paparnya.
Selain perilaku seksual bebas, kanker mulut rahim juga berisiko pada mereka yang berhubungan seks atau menikah di usia muda (kurang dari 20 tahun), berganti ganti pasangan, melahirkan banyak anak, kurang menjaga kebersihan alat kelamin, hingga mereka yang memiliki pasangan laki laki yang belum dikhitan.
Untuk diketahui di Indonesia, kanker mulut rahim masih menempati urutan pertama penyakit kanker yang diderita oleh kaum wanita. Disusul kemudian dengan serangan kanker payudara dan kanker paru paru *(hen)

Sumber : http://www.jatimprov.go.id